Kamis, 26 Agustus 2010

Sebuah Pinta Untuknya

Entah mengapa
Detik ini aku ingin menemuinya
Lama sudah tak kuliat raut wajahnya
Lama sudah tak kurasa sentuhan tangannya
Mungkinkah terpudar segala duka..???

Bidadari berhati malaikat…
Ikatanku padanya berawal dari hati atas nama cinta
Jalinanku padanya bermula dari rasa atas nama sayang
Pertautanku padanya berasal dari angan atas nama rindu
Sungguh...
Ini adalah Cinta, sayang, dan rindu atas nama ALLAH

Sering kutatap perhiasan malam
Tuk menepis sepiku padanya
Namun tetap tak bisa
Sebab kata masih tersimpan

Duhai ibu..
Usah kau risaukan kesendirianku
Usah kau tangisi kesedihanku
Usah kau fikirkan apa yang kualami
Karna aku tlah biasa terlukai

Tak perlu cemas
Demi engkau yang kusayang
Walau terjatuh, kan kucoba tuk berdiri
Walau terluka, kan kucoba tuk obati
Walau disakiti pun kan kucoba tuk bertahan disini

Untukmu ibu…
Satu pintaku pada Rabb semesta
Sebuah pinta...
Agar memberikan separuh hidupku padamu

Andai terkabul
Dan usiaku tak sampai menemanimu
Ikhlaskan kepergianku wahai ibu
Karna hanya itu yang mampu kuberikan padamu
Sebagai balasan atas pelukan hangatmu kala itu




Diambil dari catatan seorang teman d Facebook  :: Afni Benazir

Selasa, 24 Agustus 2010

Air Mata Ramadhan Aisyah-san

     Wanita setengah baya itu kembali menyusut air mata disela hidangan tajil berbuka puasa. "Ramadhan to iu to watashi no namida ga ippai detekuru tsuki (Ramadhan adalah bulan air mata saya banyak keluar)," ungkap seorang mualaf Filipina, yang biasa dipanggil Aisyah-san.Terlihat sesekali matanya yang berkaca-kaca menerawang, seolah tengah membayangkan satu masa. Ramadhan kali ini adalah tahun ke-4 baginya, setelah memeluk Islam.
    Terlahir sebagai penganut agama Katholik, menjadikannya penginjil yang taat. Setelah menikah dengan orang Jepang dan tinggal di Negeri Sakura, ia makin menikmati perannya sebagai penginjil di salah satu tempat ibadah.Setiap minggu atau hari libur, ia memiliki tugas mengetuk pintu rumah-rumah untuk memberi seruan tentang ajaran agamanya. Hingga suatu hari, di tahun ke-12 pernikahannya, ia dikejutkan oleh berita bahwa kakak perempuannya telah memeluk agama Islam. Sebuah aib bagi keluarganya yang dikenal sebagai penginjil.
    Berbekal rasa dendam dan kesal, ia segera memutuskan pulang ke Filipina untuk mengajak sang kakak agar kembali mempercayai ajaran agamanya.Pertemuan terjadi, berbagai khotbah, seruan, dan ajakan tegas ia lontarkan. Namun sang kakak tak bergeming, terlihat tenang, sampai akhirnya menjulurkan tangan dengan satu buku tebal. "Jika ada waktu, tolong dibaca, buku ininamanya Al-Qur'an," hanya satu kalimat yang terlontar dari sang kakak.

 
 Singkat cerita, Aisyah-san, yang saat itu masih menggunakan nama Katholik,mulai penasaran dan mencoba membaca Al-Qur'an dalam terjemahan bahasa Inggris. Ada getaran aneh saat membacanya. Semakin dibaca, semakin ia dibuat seolah menangis oleh kalimat-kalimat yang tersusun indah dalamAl-Qur'an. Hingga tak lama hidayah itu datang. Aisyah bersama suaminya yang orang Jepang serta putranya yang masih berumur 10 tahunan mengikrarkan dua kalimat syahadat. 



    Kembali ke Jepang sebagai muslim,cobaan datang. Perusahaan suaminya tiba-tiba bangkrut, rumah yang ditempatinya terpaksa harus dijual, suami masuk rumah sakit, sehingga tak ada penghasilan. Tabungan semakin lama semakin menipis, hingga iaharus ikut berperan menopang kehidupan keluarga dengan bekerja disebuah pabrik. Teman sesama penginjil mulai mencibir dengan kata-kata"Miskin karena berIslam!" Aisyah terseok dalam keteguhan.Berusaha menyakinkan hati bahwa inilah saatnya ia membuktikan kekuatan imannya.Ia tak ingin kalah dalam cobaan.

    Hingga waktu bergulir dan Ramadhan pun menyapa setiap muslim di antero bumi mana pun, termasuk Aisyah-san sang mualaf.Kali pertama berpuasa, Aisyah-san dibuatnya menangis. Tidak,bukan menangis karena menahan beratnya lapar dan haus. Tapi menangis karena keharuan. Dalam puasa, ia seolah merasakan bahwa dirinya tak sendirian, masih banyak orang lain yang mengalami ujian lebih berat dari dirinya. Orang-orang yang diuji dengan kemiskinan sampai sulituntuk memperoleh sandang, pangan, dan papan. Aisyah-san menangis karena kebahagiaan. Bahagia bisa mendapatkan hidayah dari agama yang sangat menyantuni para fakir miskin. Hingga ada satu bulan istimewa, yaitu Ramadhan, khusus untuk melatih merasakan keadaan mereka yang hidupnya serba kekurangan, berbagi sama rasa.Setiap Ramadhan menyapa, air matanya tak bisa terbendung oleh tangisan bahagia, terharu, dan bahkan syahdu.

    Begitu pun tahun ke-4 Ramadhan kali ini,mata Aisyah-san masih selalu terlihat menangis. Tidak hanya karena tangisan keharuan dan kebahagiaan dapat merasakan Ramadhan, bulan senasib sepenanggungnya, tapi juga tangisan akan kekhawatiran. Khawatirakan amal-amalnya dalam berpuasa dihinggapi hal-hal yang justru mengugurkan ibadah puasa. Tangisan karena ketakutan akan dosa-dosa yang mungkin belum terampuni. Tangisan karena ibadah-ibadah sunnah ataupun qiyamul lail yang tidak sempurna. Tangisan karena belum fasihnya dalam bertadarus Al-Qur'an. Tangisan berupa rasa kehilangan saat berpisah dengan Ramadhan. Serta tangisan akan sebuah kerinduan, "Masih bisakah tahun depan merasakan Ramadhan lagi?"

    Air mata Ramadhan Aisyah-san, merupakan tangisan seorang hamba yang ingin lebih mendekatkan diri pada Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ramadhan baginya adalah salah satu masa uji coba atas kesungguhannya memeluk Islam. Bulan untuk memperdalam keimanan di tengah berbagai cobaan hidup selama menjalani kehidupannya di Negeri Sakura. Bulan pembuktian cintanya pada Sang Kekasih sejati, Allah SWT. Insya Allah.














Oleh :: Lizsa Anggraeny

Senin, 23 Agustus 2010

Allah Tahu

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia
Allah SWT tahu betapa keras engkau telah berusaha..
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih
Allah SWT telah menghitung airmatamu..

Jika kau fikir bahawa hidupmu sedang menunggumu sesuatu dan waktu terasa berlalu begitu saja
Allah SWT sedang menunggu bersamamu..
Ketika kau merasa sendirian
Allah SWT selalu berada disampingmu..
Ketika kau fikir kau telah mencoba segalanya dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah SWT punya jawabannya..
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan
Allah SWT dapat menenangkanmu..

Jika tiba-tiba kau melihat jejak-jejak harapan
Allah SWT sedang berbisik kepadamu..
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucapkan syukur
Allah SWT telah memberkatimu..
Ketika sesuatu yang indah berlaku dan kau merasa  takjub
Allah SWT sedang tersenyum kepadamu..
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi
Allah SWT telah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu..


Ingat, dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap
ALLAH SWT TAHU.......

Allah..Selamatkan Aku

Tatkala ku datangi sebuah cermin

Tampak sesosok yang sudah lama ku kenali

namun ANEH

Sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala ku tatap wajah, hatiku bertanya

apakah wajah ini yang kelak kan bercahaya,

bersinar indah di surga sana?

Ataukah wajah ini yang akan hangus legam

di neraka Jahanam???

Tatkala ku tatap mataku, galau hatiku bertanya…

Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan

menatap Allah, menatap Rasulullah …

menatap kekasih Allah???

Ataukah mata ini yang akan

terbeliak, melotot, menganga terburai

menatap neraka Jahanam…

Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama ini???

Tatkala ku tatap mulut, apakah mulut ini yang akan mendesah

penuh kerinduan mengucap LAAILAHA ILLALLAH

saat malaikat maut datang menjemput…

ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah terjulur

dengan lengking jeritan pilu, yang akan menggugah

sendi sendi setiap pendengar,

ataukah menjadi mulut pemakan buah zaqqum Jahanam,

yang getir menghunus penghancur usus…

Apa yang Engkau ucapkan wahai mulut yang malang?!

Berapa banyak hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang menghina tajam

Berapa banyak kata-kata yang manis semanis madu yang engkau ucapkan untuk menipu?!

Betapa jarang engkaujujur

Betapa langkanya engkau menyebut nama Tuhanmu,

dengan tulus, betapa jarangnya engkau syahdu memohon

agar Tuhanmu mengampuni segala dosa yang telah kau perbuat?!

Tatkala ku tatap tubuhku, apakah tubuh ini

yang kelak kan bercahaya, bersinar, bersukacita,

bercengkrama di surga sana?

Ataukah tubuh ini yang akan tercabik-cabik hancur,

mendidih di dalam lahar membara Jahanam

terpasung tanpa ampun, derita yang takkan pernah berakhir

Wahai tubuh,

berapa banyak maksiat yang engkau lakukan?

Wahai tubuh,

Seperti apakah gerangan isi hatimu?

Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu,

atau seperti daki yang melekat di tubuhmu?

Apakah hatimu seindah penampilanmu

atau sebusuk kotoranmu?

Betapa berbeda,

apa yang nampak dalam cermin dengan apa yang tersembunyi

Betapa aku malu telah tertipu…

Aku telah tertipu oleh topeng…

Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng,

betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng

betapa yang indah hanyalah memuji topeng

Sedangkan aku…

hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus,

aku tertipu…

aku malu…

aku tertipu ya Allah..

Allah…! Selamatkan aku…..


Alhamdulillah.. :)



fiiuuhh...Alhamdulillah..setelah begadang semalaman n harus tega membiarkan si mas mnahan rndu,akhirnya blog ini siap juga..
hahaha
maav yah syg.. :)


sbnernya sih aku uda punya blog sblum nya,,cma jrang bgt dibuka nd akhirnya jd lupa ama almt akun nd pass ny..
lgian tmpilan yg dulu masi standart bgt..gak ok..
wkwkw


udah ah,,
pamit dulu..
maug sahur,,takut telat..


sering2 mampir k blog saya y..
(ntah mau ngpain y kn ?)
wkwkwk
:p


wassalamu'alaikum :)